Pertanyaan:
Bagaimana sikap negara-negara islam terhadap penindasan, penjajahan, serta pembantaian yang dialami oleh umat Islam di Afghanistan, Irak, dan sebagainya?
Jawaban:
“Negara-negara Islam sendiri berada dalam posisi lemah, tertekan dan tertindas. Orang yang lemah tidak dapat menolong yang lemah, orang yang pincang tidak dapat menolong orang yang pincang. Namun, sayang sekali, hingga hari ini negara-negara Islam itu belum tersadar untuk menolong agama Allah dengan sebenar-benarnya. Padahal, Allah mensyaratkan pertolongan-Nya kepada umat Islam dengan pertolongan mereka kepada agama Allah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن تَنصُرُوا اللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
‘Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.’ (QS. Muhammad:7)
وَلَيَنصُرَنَّ اللَّهُ مَن يَنصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
‘Dan sesungguhnya, Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya, Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa.’ (QS. Al-Hajj:40)
Jadi, tertindasnya umat Islam bukan karena faktor politik, militer, ekonomi, teknologi, atau yang lain. Akan tetapi, sebab tidak datangnya pertolongan Allah ialah karena mereka tidak menolong Allah. Allah berfirman,
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئاً وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
‘Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa; dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka; dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan-Ku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu maka mereka itulah orang-orang yang fasik.’ (QS. An-Nur:55)
Inilah syarat bagi orang Islam untuk menjadi pemimpin:
1. Beriman.
2. Beramal saleh.
3. Beribadah secara tauhid, tidak berbuat kesyirikan sama sekali.
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ
‘Dan musibah apa pun yang menimpamu maka itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).’ (QS, Asy-Syura:30)” (Syekh Ali bin Hasan Al-Halabi)
Sumber: Majalah As-Sunnah, Edisi 11, Tahun VIII, 1425 H/2004 M.
Dengan pengeditan oleh redaksi www.KonsultasiSyariah.com
🔍 Shalat Syiah, Arti Dari Allah, Hukum Rokok Menurut Ulama Salaf, Sejarah Buah Khuldi, Makam Para Sahabat Nabi, Menikah Di Bulan Dzulhijjah